Masyarakat harus menghindari menyantap makanan cepat saji (fast food)
jika menginginkan kesehatan terjaga secara prima, termasuk secara
seksual, kata androlog Universitas Diponegoro Semarang Profesor Susilo
Wibowo.
"Masyarakat Indonesia ini pola pikirnya justru
berbalik dengan masyarakat negara modern. Di saat masyarakat barat
mulai kembali menyantap makanan tradisional, masyarakat kita justru
menggemari fast food," katanya di Semarang, Jumat (19/4/2012).
Menurut dia, masakan-masakan ala modern seperti "fast food" dan "junk
food" yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Barat sebenarnya dapat
memicu berbagai problem kesehatan antara lain kolesterol, jantung,
diabetes, dan stroke. Akan tetapi, kata dia, pola makan masyarakat
Indonesia saat ini justru menggemari menyantap sajian semacam itu.
"Dan alangkah ironis kebiasaan itu menurun pada anak-anaknya yang dibiasakan menyantap masakan cepat saji dan instan," katanya.
Susilo, yang juga mantan Rektor Undip itu menjelaskan, kebiasaan
menyantap masakan cepat saji dapat menyebabkan kegemukan termasuk pada
anak-anak. Kemudian dari kegemukan dapat memicu munculnya berbagai
penyakit seperti kolesterol dan hipertensi.
"Berbagai
penyakit itu akan memengaruhi pembuluh darah yang membuat aliran darah
tidak lancar ke seluruh tubuh, termasuk ke alat fungsi seksual sehingga
menyebabkan gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi,"
katanya.
Ia mengharapkan, masyarakat segera sadar dengan
kebiasaan buruknya menyantap makanan cepat saji dan kembali ke
makanan-makanan tradisional seperti bayam, kacang-kacangan, asparagus,
beras, kedelai, dan ikan.
"Jangan ikut-ikutan gaya
masyarakat barat yang gemar mengonsumsi ’fast food’. Mereka sendiri
kini mulai sadar dengan dampak kesehatan banyak mengonsumsi ’fast food’
dan beralih ke makanan-makanan tradisional," katanya.
Susilo yang pernah menjabat Ketua Umum Perkumpulan Andrologi Indonesia
(Pandi) itu mengaku heran dengan masyarakat Indonesia yang justru
membiasakan anak-anaknya menyantap "fast food", padahal makanan itu
tidak menyehatkan.
"Ya mungkin mereka belum sadar
dampaknya bagi kesehatan, karena itu masyarakat harus disadarkan. Di
saat masyarakat Barat mulai beralih ke makanan tradisi Timur, kita
justru mengikuti kebiasaan masyarakat Barat," kata Susilo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar