Pura Uluwatu
Di ujung paling barat semenanjung
Bukit, terdapat sebuah Pura Sad Kahyangan sebagai penyangga salah satu
darl 9 arah mata angin yakni Pura Luhur Uluwatu. Pura ini dibangun,
bertengger persis di atas batu karang yang menjorok ke laut dengan
pemandangan yang luar biasa indahnya, terlebih-lebih tatkala Surya
mulai redup menurun di ufuk barat.
Pura Uluwatu pertama-tama dipakai
sebagai tempat untuk memuja seorang pendeta suci yang datang pada abad
ke 11, bernama Empu Kuturan. Beliaulah yang menurunkan ajaran Desa
Adat dengan segala peraturan tata tertibnya. Pura tersebut berikutnya
juga dipakai untuk pemujaan Pendeta suci berikutnya Dang Hyang
Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri
perjalanan sucinya dengan Moksah / Ngeluhur di tempat ini. Selanjutnya
dengan kata itu dipakai melengkapi nama Pura yakni Pura Luhur
Uluwatu.
Safari Kuda
Terdapat di Jalan Lestari No. 9X,
Banjar Umalas, Kerobokan. lebih kurang 2,5 kilometer arah barat dari
jalan utama Kerobokan. Dikelola oleh Umalas Stable Horseback Riding.
Safari ini merupakan salah satu bentuk
atraksi wisata yang cukup menarik serta menambah keanekaragaman jenis
kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Badung.
Atraksi ini menawarkan rute perjalanan
melintasi alam pedesaan, pematang persawahan dan pesisir pantai.
Safari ini juga bisa digunakan untuk belajar menunggang kuda maupun
rekreasi bersama keluarga. Pengalaman ini mungkin akan menjadi sebuah
kenangan indah yang tak akan terlupakan.
Di tempat ini tersedia kendaraan antar
jemput, arena latihan berkuda, tenaga pemandu serta ruang ganti
pakaian lengkap dengan kamar mandi /WC.
Sangeh
Sangeh adalah nama sebuah desa yang
dibagian utara desanya.ditumbuhi pohon Pala seluas 14 hektar dan
dihuni oleh ratusan kera. Pohon pala seperti itu tidak dijumpai di
tempat lain di Bali dan keberadaannya di Sangeh ini merupakan misteri.
Sebuah pura kecil diselimuti lumut hijau tersembunyi disela-sela
hutan pala yang menjulang tinggi itu. Di punggung sebuah tugu pura
tersebut di pahat patung Garuda, seekor burung mistik yang di dalam
cerita Samudramantana dikisahkan sedang mencari tirta Amerta di dasar
samudra, kemudian atas jasanya oleh Betara Wisnu, dihadiahkan seteguk
kepadanya, akhirnya Garuda menjadi kendaraan setia Bathara Wisnu.
Legenda lain menceritakan bahwa
penghuni hutan tersebut adalah prajurit kera yang kelelahan di dalam
pertempuran membunuh Rahwana. Kera-kera itu jatuh bersamaan dengan
bungkahan gunung dan hutan yang dipakai menghimpit tubuh Rahwana
kemudian menetap di hutan itu.
Cerita lain juga mengatakan bahwa
seorang putri kerajaan Mengwi bernama Mayangsari yang sedang kasmaran,
gagal bertunangan, akhirnya melarikan diri ke hutan terdekat dan
menjadi seorang pertapa.
Di dalam pelariannya itu dia tidak
memakai sehelai pakaian pun, sehingga harus memakai rambutnya yang
panjang untuk menutupi bagian tubuhnya yang paling terlarang. Dia
gagal mewujudkan impiannya dan meninggal secara gaib. Masyarakat
setempat percaya, bahwa dewi itu kini menjadi Bethari Mayangsari.
Taman Reftil Indonesia Jaya
Beberapa kilometer di sebelah utara Pura
Taman Ayun, persis di pinggir jalan raya Denpasar – menuju Bagian
Utara Pulau Bali (jalan Raya Bedugul), di Desa Werdhi Buwana, terdapat
obyek wisata Taman Buaya Indonesia Jaya.
Taman ini mencakup luas sekitar 2 hektar
dengan koleksinya berbagai jenis spesies berbahaya namun jinak
seperti komodo, buaya, ular kobra, piton dan jenis kadal lainnya
Selain koleksi reptil, Taman ini juga mempertunjukkan Tari Trance
Debus yaitu pertunjukan seorang penjinak binatang melawan seekor
buaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar